Kurang lebih sebulan yang lalu saya menulis impresi awal saya memainkan Dragon Age: Inquisition. Impresi awal tersebut dibuat berdasarkan beberapa jam awal saya bertualang di Ferelden dan Orlais (atau lebih tepatnya hanya di The Hinterlands). Lalu kenapa butuh waktu sebulan sampai saya berani untuk menyajikan kamu review komplet game ini? Alasannya cukup simpel, karenaDragon Age: Inquisition merupakan game yang amat sangat besar. Seberapa besar? Satu area digame ini saja bisa membuat kamu terhisap dalam petualangan yang berlangsung selama beberapa sesi permainan panjang. Besarnya tempat yang bisa kamu jelajahi di Dragon Age: Inquisitionbahkan membuat saya terkadang lupa kalau game ini bukanlah sebuah game open-world.
Tapi apakah besar dan banyaknya hal yang dapat kamu lakukan ini cukup untuk menjustifikasikan uang dan waktu yang kamu korbankan demi game ini? Kalau kamu masih bimbang, untuk itulahreview ini ada. Tanpa panjang lebar lagi, langsung saja kita masuk ke pembahasan utama Dragon Age: Inquisition.
Besar
Kalau ditanya tentang satu kata untuk mendeskripsikan Dragon Age: Inquisition, saya jelas akan memilih kata “besar”. Mulai dari ukuran game yang cukup besar di komputer (sekitar 24 GB), ukuran peta yang besar untuk dijelajahi, musuh-musuh seperti raksasa dan naga yang punya ukuran besar, serta banyak “hal-hal besar” lainnya. Tapi apakah ukuran dari game ini mempengaruhi kualitas yang dimilikinya? Jujur saja … iya.
Dragon Age: Inquisition memang menyajikan banyak peta besar untuk dijelajahi, dan masing-masing peta punya banyak misi yang harus dijalankan. Sayangnya di antara misi-misi tersebut banyak sekali misi-misi standar yang akan kamu temukan seperti “habisi monster X”, “temukan barang Y”, atau yang lebih konyol lagi ada juga misi mengantarkan kerbau (yang di game ini disebut Druffalo) melewati peta yang sangat luas. Meskipun begitu secara tidak sadar kamu akan selalu berusaha untuk mencoba menyelesaikan misi-misi yang ada. Sebuah perasaan yang mungkin sering dialami pemain RPG demi memperkuat karakter mereka dengan experience untuk menaikkan level atau dengan senjata dan perlengkapan untuk memperkuat anggota tim yang bisa didapatkan melalui misi-misi repetitif ini.
Tapi ingat, jangan sampai beberapa misi membosankan menghalangi kamu untuk memainkanDragon Age: Inquisition. Karena untuk setiap misi membosankan yang ada, kamu akan menemukan banyak misi seru seperti sebuah misi di mana kamu harus bermain politik di sebuah pesta, misi mengunjungi karakter tertentu untuk urusan diplomatis, sampai ke misi-misi lucu seperti harus berbicara dengan seekor Drufallo.
Kendali Pertarungan
Untuk bagian pertarungan, Dragon Age: Inquisition masih membawa ciri khas gameplay yang dimiliki Dragon Age II. Di sini kamu diberikan pilihan untuk bermain layaknya sebuah game RPG aksi ataupun RPG penuh strategi. Saat bermain dengan gaya RPG aksi, pertarungan akan berlangsung secara real-time dan lebih cepat. Gaya bertarung seperti ini akan lebih cocok jika kamu mainkan di console atau dengan menggunakan gamepad. Selain itu, dari pengalaman saya pribadi, memainkan Dragon Age: Inquisition dalam mode aksi terasa lebih pas seandainya karakter yang digunakan memiliki kelas warrior atau rogue dual wield. Saat menggunakan pemanah ataupun penyihir, game terasa sedikit kurang nyaman dimainkan secara action dibandingkan kelas-kelasmelee tersebut.
Untuk pertarungan bergaya strategi atau yang dikenal dengan istilah Tactical Mode, kamu akan disajikan dengan sudut pandang kamera serta skema kontrol yang benar-benar berbeda. Tactical Mode ini bisa dibilang merupakan gaya bertarung yang paling sesuai seperti apa yang ada dariDragon Age: Origins. Kamu bisa menghentikan permainan, tentukan perintah-perintah yang kamu berikan ke anggota tim, dan lihat hasilnya. Kamu bisa saja melepas tangan ketika dalam Tactical Mode dan menunggu sampai musuh habis, tapi berhati-hatilah karena bisa jadi sifat terlalu santai di game ini malah membuat anggota tim kamu kewalahan menghadapi musuh.
Meskipun didukung dengan sistem pertarungan yang sangat bagus, Dragon Age: Inquisitiondijangkiti dengan masalah yang cukup mengganggu pada bagian kamera. Game ini memiliki kamera yang cukup sering bermasalah terutama jika kamu memainkannya menggunakan mouse dankeyboard. Kamera akan sulit untuk dikendalikan, dan terkadang saat masuk ke dalam Tactical Mode kamera akan berulah dan menampilkan gambar yang terlalu zoom dan tidak tepat sasaran. Hal ini biasanya akan sangat mengganggu jika kamu tengah seru-serunya melawan musuh besar seperti bos atau naga.
Jika kamu menginginkan kontrol kamera yang bagus dalam game ini, saya sarankan kamu memainkannya menggunakan gamepad. Karena dengan gamepad, kendali kamera terasa jauh lebih baik. Cuma sebagai gantinya kamu harus merelakan berbagai shortcut yang jelas hanya dapat ditemukan jika kamu memainkan Dragon Age: Inquisition dengan mouse dan keyboard. Oh meskipun tanpa shortcut, saat kamu main dengan gamepad, wujud dari menu pause yang kamu hadapi akan berubah menjadi bentuk yang sangat mudah untuk dikendalikan dengan gamepadseperti gambar di atas.
Tentang Multiplayer
Di sela-sela puluhan jam saya bermain single player dari Dragon Age: Inquisition, saya juga menyempatkan diri untuk menjajal aspek multiplayer dari game ini. Jika kamu bermain Dragon Age: Inquisition dengan harapan bisa mendapatkan pengalaman multiplayer yang seru, maka kamu jelas akan dibuat kecewa.
Dalam multiplayer, kamu akan disajikan dengan pilihan karakter yang fisiknya tidak bisa diganti-ganti sebebas single player, dan kemudian kamu akan ditempatkan dalam sebuah misi yang bisa dibilang cukup simpel. Karena dimainkan oleh lebih dari satu pemain, dalam mode multiplayerkamu tidak bisa mengakses Tactical Mode atau menghentikan permainan untuk mengatur strategi terlebih dahulu. Segala aspek gameplay di mode ini berjalan secara real-time. Membuat Dragon Age: Inquisition seakan-akan adalah sebuah game RPG aksi sepenuhnya.
Sayangnya untuk dapat memainkan mode multiplayer, kamu akan membutuhkan internet yang amat sangat bagus. Sedikit saja salah satu pemain kehilangan koneksi, maka seluruh progres permainan akan langsung hilang. Hal ini tetap saya alami meskipun saya mencoba mode multiplayer dengan menggunakan koneksi internet yang bagus di kantor Games in Asia.
Karaktermu, Persenjataanmu, Pasukanmu
Seperti layaknya game buatan Bioware lainnya, dalam Dragon Age: Inquisition kamu juga diberikan kesempatan untuk menciptakan karaktermu sendiri. Kamu bisa memilih mulai dari ras karakter, jenis kelaminnya, serta kelas atau gaya bertarung yang diusung karaktermu. Seluruh pilihan ini tidak hanya akan mempengaruhi cara kamu bermain, tapi juga akan mempengaruhi beberapa bagian naratif. Misalnya saja jika karakter kamu adalah seorang elf, maka dia akan sering dipandang rendah oleh manusia, sedangkan jika kelas karaktermu adalah penyihir maka dia akan sedikit dikucilkan dari lingkungan. Hal-hal seperti inilah yang membuat Dragon Age: Inquisition begitu seru untuk dimainkan.
Selain karakter, kamu juga bisa mengatur-atur persenjataan dan perlindungan anggota tim kamu dengan cukup bebas. Selain sekedar mencari atau membeli senjata dan armor, kamu diberikan kemampuan untuk membuat perlengkapan-perlengkapan itu sendiri, baik dari bentuk dasar perlengkapannya, atau hanya sekedar komponen untuk upgrade.Serunya, bahan yang kamu gunakan untuk membuat perlengkapan akan mempengaruhi kemampuan serta wujud fisik dari perlengkapan yang bersangkutan. Membuat sebuah perasaan sedikit realistis yang sangat keren ketika kamu merakit benda-benda tersebut dalam game.
Terakhir adalah tentang markas tempat pasukanmu bersiaga. Bagian ini sangat mengingatkan saya akan seri Suikoden yang mengizinkan jagoan yang kamu miliki untuk menempati sebuah markas dan mengumpulkan berbagai orang untuk memperlengkap markas tersebut. Bedanya denganSuikoden, pilihan-pilihan yang kamu miliki di sini tersedia lebih beragam lagi. Misalnya saja kamu diberikan kesempatan untuk membangun taman di markasmu, kamu bisa memilih apakah taman tersebut akan lebih berkonsentrasi sebagai taman obat atau sebagai tempat ibadah. Keputusan-keputusan ini bisa mempengaruhi persediaan-persediaan serta berbagai hal sampingan yang karaktermu dan pasukannya miliki. Selain kegiatan di atas, di markasmu ini kamu juga bisa masuk ke War Room yang memiliki semacam mini game tersendiri yang mengingatkan saya akan game browser. Cek detail mengenai fitur ini melalui reviewvideo di atas.
Pemandangan Indah Dengan Syarat Rendah
Jujur saja saya mungkin bukanlah orang yang tepat untuk membahas mengenai urusan grafis dalamgame. Biasanya saya lebih memprioritaskan gaya visual daripada kecanggihan grafis secara teknikal. Meskipun begitu saya bisa memastikan bahwa untuk urusan visual Dragon Age: Inquisitiontidak akan mengecewakanmu. Karena game ini juga tersedia untuk console generasi lalu seperti PS3 dan Xbox 360, jadi tentunya Dragon Age: Inquisition memiliki titik grafis terendah yang cukup … well … rendah. Dengan menggunakan spesifikasi PC menengah ke bawah pun kamu dijamin tetap bisa menikmati game ini tanpa gangguan, kecuali jika tiba-tiba muncul bug yang sayangnya memang agak sering keluar di game.
Karena ada pepatah yang mengatakan satu gambar itu sama dengan 1000 kata, maka saksikanlah 4000 kata yang menunjukkan keindahan Dragon Age: Inquisition di bawah ini.
Ketika saya memainkan Dragon Age: Inquisition dengan PC yang ada di kantor Games in Asia, saya berhasil memasang setting ultra (dengan beberapa bagian yang diturunkan sedikit) dan tetap mendapatkan frame rate yang sangat tinggi. Begitu saya memainkannya di rumah yang memiliki spesifikasi menengah, game masih bisa dijalankan dalam setting high dan tetap mendapatkanframe rate sekitar 30 fps.
Sayangnya saat mencoba Dragon Age: Inquisition di PS4, game mengalami sedikit gangguan di mana beberapa objek muncul dengan terlambat. Meskipun begitu, versi manapun yang kamu mainkan, dijamin kamu akan tetap bisa menikmati Dragon Age: Inquisition dengan sangat baik.
Dialog-Dialog Aneh Dan Senyuman-Senyuman Mesum
Bagian terakhir yang akan saya bahas adalah urusan cerita yang ada di Dragon Age: Inquisition. Ketika membaca judul review yang menyebutkan bahwa game ini layaknya Suikoden versi Hollywood, kamu tentunya sudah berharap akan sesuatu yang epik. Kalau memang itu yang kamu pikirkan, entahlah kamu akan kecewa atau tidak.
Dragon Age: Inquisition mengusung cerita yang bisa dibilang sangat standar. Game ini penuh dengan klise-klise yang biasa ditemukan di kisah fiksi fantasi. Bahkan jujur saja, bagaimana game ini membuat karakter utama kamu terasa berperan begitu spesial menurut saya terkesan sangat maksa. Tapi jangan terlalu terpengaruh dengan komentar saya, karena meskipun penuh klise, cerita di Dragon Age: Inquisition tetap menarik untuk diikuti, terutama jika kamu mengikuti kisah masing-masing karakter yang ada secara lebih personal.
Layaknya game Bioware seperti Mass Effect atau Dragon Age sebelumnya, kamu akan diberi kesempatan untuk berbincang-bincang dengan pasukanmu baik yang bisa diajak masuk partymaupun tidak. Perbincangan ini berfungsi untuk mempererat hubunganmu dengan karakter tersebut yang kemungkinan bisa membuka berbagai misi tambahan yang menarik untuk diikuti. Selain itu beberapa karakter juga bisa kamu pacari di mana hubungan yang ada bisa saja berakhir ke … *uhuk*uhuk*.
Sayangnya, seakan masih memegang budaya lama, Dragon Age: Inquisition kembali membawa berbagai kekurangan bagian naratif yang biasa kamu temukan di game buatan Bioware. Kekurangan paling sering muncul adalah tentang respons yang karakter kamu keluarkan dalam percakapan. Tidak jarang karaktermu akan diberi pilihan jawaban atau pertanyaan yang hendak disampaikan ke lawan bicara, namun tidak jarang juga kalimat yang keluar dari pilihan tersebut justru berbeda dari pilihan yang disediakan, hal ini diperparah dengan fakta bahwa terkadang pilihan-pilihan tersebut bisa cukup mempengaruhi cerita.
Selain dialog yang nyeleneh, kamu juga akan menemukan ekspresi-ekspresi wajah yang terkadang menyeramkan dan terkesan creepy dari karaktermu. Biasanya ekspresi menyeramkan itu akan muncul ketika karaktermu melakukan pendekatan yang berhubungan dengan urusan cinta. Tapi meskipun masih mempertahankan berbagai kekurangan lama serta klise-klise pasaran, tidak bisa dipungkiri Dragon Age: Inquisition akan membuat kamu susah berhenti main sampai bagian akhir cerita berhasil dicapai.
Kesimpulan: Megah Dan Besar
Jadi setelah membahas panjang lebar tentang game ini, apakah Dragon Age: Inquisition merupakangame yang pantas untuk dimainkan? Tentu saja iya! Meskipun memiliki beberapa kekurangan seperti bug yang sering muncul, kamera yang menyebalkan, cerita agak klise, sistem dialog yang nyeleneh, serta ekspresi karakter yang agak creepy … wow itu daftar yang panjang … Dragon Age: Inquisition tetaplah merupakan sajian RPG yang sangat seru untuk diikuti, apalagi kalau kamu memang sudah mengikuti seri Dragon Age dari dulu.
Oh iya, jika kamu berharap kamu bisa membawa data karakter kamu dari Dragon Age sebelumnya, bersiaplah untuk kecewa karena kamu tidak dapat melakukannya. Sebagai gantinya Bioware menciptakan apa yang mereka sebut sebagai Dragon Age Keep. Melalui Dragon Age Keep kamu dapat menentukan seluruh pilihan-pilihan yang pernah ada di game Dragon Age sebelumnya dalam desain yang nampak sangat keren. Kalau kamu cukup sabar untuk memilih segala pilihan yang ada di Dragon Age Keep, silakan habiskan waktu kamu di aplikasi web ini. Tapi kalau kamu tidak sempat untuk melakukannya, memulai Dragon Age: Inquisition dengan cerita bawaan standar dari Bioware pun tetap merupakan pengalaman yang sangat seru.
Dragon Age: Inquisition bisa kamu mainkan di PC melalui Origin, PS3, PS4, Xbox 360, serta Xbox One.
source: jagatreview.com